Rabu, 07 Maret 2012

Natal Ala Domsavian

Natal merupakan kelahiran semangat baru dalam diri kita
 Spada, Domsavian! Tanggal 7 Januari yang lalu, SMP PL Domenico Savio merayakan Natal bersama di Gereja Katedral dan di kelas. Nah, kali ini kami akan menceritakan acara Natal bersama di kelas. Acara Natal di kelas kami, berlangsung meriah. Perayaaan Natal ini tentu saja diikuti oleh semua siswa bersama wali kelas kami masing-masing. Kami masuk ke kelas setelah Misa Natal bersama di Gereja Katedral. Sambil menunggu kedatangan wali kelas, kami melakukan berbagai aktivitas di dalam kelas untuk persiapan Natalan.  Natalan kelas dimulai pukul 08.30. Rincian acara Natal kelas, yang disusun sesuai kreativitas kelas, contoh yang dilakukan salah satu kelas, yaitu diawali dengan doa pembukaan, penyampaian makna natal oleh wali kelas / perwakilan dari kami, menyanyikan lagu-lagu Natal, ada yang diwarnai dengan permainan, dilanjutkan dengan acara yang dinanti-nanti yaitu tukar kado, makan bersama, dan diakhiri dengan doa penutup.
Acara yang sungguh-sungguh menyentuh dalam kegiatan Natalan kelas ini adalah tentang makna Natal. Sebenarnya Domsavian tau nggak sih apa makna natal yang sebenarnya?
Natal bukan sekedar peringatan hari kelahiran Yesus saja, tetapi juga merupakan kelahiran semangat baru dalam diri kita. Dengan semangat baru itu, kita diharapkan bisa menjalankan kehidupan di hari-hari selanjutnya dengan baik. Namun, selain dengan semangat baru, kita juga harus belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, khususnya pengalaman buruk. Pengalaman buruk yang menyebabkan penyesalan dalam diri kita harus kita jadikan pelajaran untuk mencapai masa depan yang lebih baik lagi, tetapi bukan berarti dalam menjalani kehidupan di masa depan kita 'terkurung' dalam penyesalan tersebut. Penyesalan memang diperlukan, namun hanya untuk sesaat. Penyesalan yang terus disimpan akan menghambat kita untuk memulai sesuatu yang baru terutama dalam kehidupan. So, buat Domsavian yang sering menyesal, menyesal itu boleh, tapi juga ada batasnya. Jangan terus mengurung diri kita di dalam penyesalan itu, tapi belajarlah dari kesalahan yang kita perbuat dan jangan sampai kita mengulangi kesalahan yang sama.

Setelah penyampaian makna Natal tersebut, nuansa Natal sungguh semakin terasa dengan menyanyikan lagu-lagu Natal. Kami bertepuk tangan, bersalam-salaman, dan mengucapkan “selamat hari Natal” satu sama lain.
Bagian utama dari acara yang ditunggu-tunggu pun dimulai. Bagian yang difavoritkan oleh semua anak. Bagian yang memberikan sukacita paling besar: tukar kado. Jeng jeng jeng…  Sudah pasti, bagian ini membuat kami semua sukacita karena pada bagian ini kita mendapat kado sekaligus memberi kado. Pertama, kami dipanggil satu-persatu sesuai nomor absen kita masing-masing. Setelah nomor absen kita disebut, kita maju ke depan untuk mengambil satu dari tiga puluh sembilan kertas (tenang, kami tidak main lotre). Tiga puluh sembilan kertas digulung itu berisikan nomor absen kita ditambah satu nomor, yaitu wali kelas kami, Pak Lego. Lalu, kita mengambil kado yang sudah terletak di depan kelas sesuai nomor yang telah kita ambil. Baru pada akhirnya, kita membuka kado yang telah kita ambil bersama-sama. Tentu saja, ora usah ditakoni, kami semua kaget sekaligus senang dengan apa yang kami dapat. Meskipun beberapa hadiah tidak sesuai keinginan, kami tetap senang dan mensyukuri apa yang kami dapat.

Setelah membuka kado, kami makan makanan yang ada. Meski tiap anak telah memiliki makanan masing-masing, kami tetap saling berbagi. Akhirnya, kami menutup kesukacitaan dan kebersamaan kami dengan doa. Meski perayaan Natal yang dipenuhi rasa kekeluargaan telah usai, damai Natal dan rasa kekeluargaan melingkupi kami semua sampai akhir jaman eh, zaman. Amin.

Desta Landya, Lidia Kristia (8E)  - Cahaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar